SINJAI, Beritabenua- Penolakan aktivitas tambang di Kabupaten Sinjai terus bermunculan. Kali ini dari Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bulupoddo.
Ketua DPK KNPI Bulupoddo, Wahyudin menganggap bahwa adanya tambang di Kabupaten Sinjai dapat merusak lingkungan dan menimbulkan dampak yang sangat merugikan.
“Sebaliknya, membutuhkan ekosistem yang sehat dan berkelanjutan, apalagi trend masyarakat dunia saat ini sangat memperhatikan aspek keberlanjutan (sustainability)” katanya. Senin (16/6/25) malam.
Wahyu sapaan akrabnya menegaskan bahwa dampak pertambangan tersebut tidak bisa diukur dalam jangka pendek.
“10 sampai 20 tahun mendatang, dengan dampaknya baru akan terasa, kasian anak cucu kita” imbuhnya.
Lanjut dikatakan Wahyu, dengan adanya pertambangan di Kabupaten Sinjai jelas merusak lingkungan seperti banjir, longsor, hingga petani gagal panen.
“Akibat tambang, baik resmi maupun tidak resmi jelas merusak segalanya. Dan ini harus menjadi perhatian semua masyarakat karena dampaknya sangat luar biasa dan nyata di masa yang akan datang” lengkapnya.