Jakarta, Beritabenua- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Mamuju menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI yang beralamat di Jl. Medan Merdeka Selatan No.18, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (6/8).
Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap aktivitas pertambangan pasir di wilayah Sulawesi Barat yang dinilai merugikan masyarakat setempat. Dalam orasinya, Ketua GMNI Mamuju, Adam Jauri, menyampaikan bahwa masyarakat Sulbar telah lama menolak kehadiran perusahaan tambang di wilayahnya.
Tiga Tersangka Korupsi IPA Sinjai Tengah: Proyek Diutak-Atik, Negara Rugi Rp1,18 Miliar
Arrang Saz • sekitar 11 jam lalu
Berita Terkini
Janji Manis di Forum DPRD Menguap? Pemuda Sinjai Pertanyakan Integritas Anggota Komisi I
Arrang Saz • sekitar 16 jam lalu
Berita Terkini
"Kami datang jauh-jauh kesini sebagai sikap konsistensi kami sebagai penyambung lidah masyarakat Sulawesi Barat yang telah lama jengah dengan pemerintah Kabupaten dan Provinsi karena tidak dapat menyelesaikan problem of policy public didaerah." Tegas Adam.
GMNI Mamuju menuntut Kementerian ESDM untuk turun tangan menyelesaikan konflik pertambangan dan mengevaluasi keberadaan 139 perusahaan tambang yang izinnya telah lama ditolak oleh masyarakat.
Taruna Ikrar Tancapkan Komitmen Hijau BPOM: Menjulang ke Langit, Membumi pada Rakyat, Mengakar untuk Generasi Mendatang
BeritaBenua.com • 1 hari lalu
Berita Terkini
Dukung Pemulihan Bencana Aceh, PLN Icon Plus Sediakan Internet dan Listrik Gratis
BeritaBenua.com • 3 hari lalu
Berita Terkini
Selain itu, mereka mendorong pemerintah pusat untuk melakukan intervensi terhadap pemerintah daerah melalui rasionalisasi kebijakan, termasuk pencabutan izin seluruh perusahaan tambang pasir di Sulawesi Barat.
Setelah menyampaikan orasi selama 30 menit, massa aksi diterima untuk melakukan audiensi di dalam gedung Kementerian ESDM. Dalam pertemuan tersebut, mereka menyerahkan surat resmi berisi penolakan tambang pasir oleh masyarakat Sulbar.





