SULBAR, Beritabenua- Manakarra Film Festival (MFF) tahun 2024 menghadirkan program-program awarding yang penamaannya dibungkus dalam filosofis khas Sulawesi Barat (Sulbar).
Sebut saja 'Manurung award' untuk kompetisi film kategori umum, 'Sekomandi award' untuk program kompetisi kategori pelajar dan mahasiswa, serta 'Banua award' untuk kategori kompetisi yang fokus pada film maker pulau Sulawesi.
"MFF tahun 2024 juga menggelar program 'Sandeq' yang di dalamnya akan diisi oleh serangkain pemutaran film tematik non-kompetisi yang akan disertai talkshow-talkshow.” Kata Direktur Pitu Sinema, Sadly Asis, Rabu (16/10/2024)
Film-film kategori sandeq dipilih dengan melihat seberapa penting dan dekat tema yang diangkat untuk keberlanjutan ekosistem film di Sulbar.
MFF tahun 2024 mengusung tema 'presence'. Tema yang disemogakan akan jadi penanda kemunculan perfilman di Sulbar. Untuk proses penjurian MFF tahun 2024, kami melibatkan Sederet nama prefesional dalam dunia perfilman nasional.
Mereka diantaranya: Ismail Basbeth yang merupakan sutradara dan produser yang telah mendapat pengakuan dari festival-festival dunia. Kemudian ada Gorivana Ageza, sosok pengajar filsafat yang juga merupakan programer JAFF. Serta Arfan Adhi Perdana, figur inisiator JAFF sekaligus programer dari banyak festival di pulau Jawa.
Sebanyak 126 karya film yang berpartisipasi di MFF tahun 2024. Fakta yang membuktikan antusiasme pelaku film di Indonesia pada MDD tahun 2024, Sebuah event yang pertama kali diinisasi di Sulawesi Barat.
"24 sampai 27 Oktober 2024 jadi puncak pelaksanaan MFF tahun 2024. Jauh sebelumnya, lewat program 'Mimbara Sinema', kami telah berkunjung ke berbagai tempat dan komunitas untuk mengundang pelaku perfilman, komunitas kreatif dan sekolah atau siapapun untuk menghadiri puncak MFF tahun 2024". Tutup Sadly Asis.