BULUKUMBA, Beritabenua--Puluhan Pemuda dan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Tani (Alerta) mengeruduk Kantor Bulog Bulukumba pada Rabu, 9 April 2025.
Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap anjloknya harga gabah petani saat musim panen.
Wartawan Dilarang Liput Demo di BB1 PT. Vale, LBH Suara Panrita Keadilan Mengecam Tindakan Intimidasi
BeritaBenua.com • sekitar 20 jam lalu
Berita Terkini
DWP Kota Makassar Gelar Sosialisasi Kesehatan Reproduksi bagi Pasangan Usia Subur
BeritaBenua.com • 1 hari lalu
Berita Terkini
Hari ini beberapa permasalahan yang sering dialami petani adalah biaya produksi tinggi, harga jual yang rendah, ketergantungan Terhadap pihak perantara (Mitra), akses pasar yang dinilai kurang sampai pada harga yang turun ke daerah selalu tidak pasti.
Jenderal Lapangan Alerta, Asdar, menyampaikan bahwa aksi tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya keluhan dari petani terkait harga gabah yang merosot tajam di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
Kadis PP dan KB Makassar Pimpin Monitoring Program LOPIS, Tekankan Optimalisasi Peran dalam Penurunan Stunting
BeritaBenua.com • 3 hari lalu
Berita Terkini
Sinergi Pemkot Makassar dan PKBI: Wujudkan Kota Sehat dan Bebas Stigma HIV/AIDS
BeritaBenua.com • 3 hari lalu
Berita Terkini
Menurut Asdar, pihaknya mencurigai adanya permainan harga yang melibatkan mitra Bulog. Ia juga menyoroti kebijakan Bulog yang diduga menolak gabah dari petani lokal.
“Bukan hanya itu, kami mendapat informasi bahwa Bulog justru kebanyakan mengambil gabah dari luar daerah seperti Jeneponto dan Takalar,” ungkap Asdar, Rabu 9 April 2025.
Aktivis HMI itu menegaskan bahwa aksi ini adalah bentuk keprihatinan terhadap kondisi petani yang semakin terdesak.
“Banyak petani mengeluh karena harga gabah jatuh di bawah Rp6.500. Mereka terpaksa menjual gabah karena hujan deras yang bisa merusak hasil panen, sementara mereka juga sedang sangat membutuhkan uang,” tambahnya.
Kami berharap bahwa Bulog kedepannya harus memiliki infrastruktur yang memadai untuk menyambut musim panen sehingga tak lagi gagap ketika petani panen raya.
“Bulog seharusnya sudah menyiapkan infrastruktur untuk membeli dan menampung gabah petani. Jangan sampai harga jatuh hanya karena alasan gudang penuh. Ini menunjukkan Bulog kurang siap”
Ia juga menambahkan
"pentingnya pengembangan Sistem Pemasaran,Peningkatan Akses Pasar,Pengembangan Teknologi serta pengembangan program edukasi dan pelatihan terhadap Petani dan elemen terkait" tutupnya.





