SINJAI, Beritabenua- Maraknya kasus kekerasan perempuan dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di Kabupaten Sinjai, mendapatkan reaksi keras dari pemerhati perempuan dan anak.
Salah satunya Wahyu, aktivis HMI Cabang Sinjai, menyesalkan para predator kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur yang beberapa tahun ini semakin meningkat khususnya di Kabupaten Sinjai.
Pihaknya merangkum data kasus tahun 2024 setidaknya ada 40 kasus kekerasan ibu rumah tangga dan kekerasan seksual anak yang terjadi.
“Jumlah kasus tersebut meningkat dibandingkan tahun 2023” kata dia Senin, 28/4/25).
Wahyu yang juga merupakan Ketua KNPI Bulupoddo ini mengecam keras terhadap para pelaku yang notabenenya orang terdekat para korban. Sehingga banyak anak yang mengalami trauma berat akibat ulah bejat para pelaku.
Wahyu mempertanyakan peran pemerintah dan keseriusan Dinas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3AP2KB) yang dianggap tidak respect menanggulangi kejadian ini.
Tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak Menurut Wahyu, tak kunjung selesai.
Sehingga dirinya menyebut hal ini sebagai satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari dinas terkait.
"Hal ini sepatutnya menjadi tantangan dinas terkait dan pemerintah daerah kabupaten Sinjai terhadap maraknya kekerasan perempuan dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur untuk meningkatkan sosialisasi kesadaran akan pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak dan juga evaluasi kinerja dinas terkait dalam menyelesaikan masalah urgen" katanya.
Dirinya juga mengajak para perempuan untuk saling menguatkan terhadap para korban yang mengalami pelecehan hingga kekerasan seksual.
Dikonfirmasi, Janwar, selaku Kepala Dinas DP3AP2KB Sinjai, namun dirinya menjawab singkat.
"Sedang mengikuti penilaian Verlap KLA dari kementrian PPPA" tulisnya via WhatsApp.