SINJAI, Beritabenua- Krisis air bersih di Sinjai, khususnya di Pulau Sembilan, menjadi tema aksi Himpunan Mahasiswa Islam MPO di Kantor DPRD Sinjai , Rabu (07/05/2025).
Dalam aksi yang berlangsung sejak pukul 14.20 Wita, massa aksi membawa spanduk bertuliskan "Pulau Sembilan Sinjai Darurat Perhatian Pemda Sinjai".
Aksi ini dipicu oleh krisis air bersih yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Warga terpaksa membeli air dari luar pulau dengan harga tinggi atau mengandalkan air hujan yang tidak selalu tersedia.
Ketua Umum HMI MPO Cabang Sinjai, Supardi, menyatakan bahwa masalah air bersih dan sampah merupakan masalah utama di Pulau Sembilan, yang belum ditangani oleh Pemkab Sinjai. Ia juga menyoroti peningkatan jumlah sampah di pulau tersebut setiap tahunnya.
Koordinator aksi, Israil, menyatakan keprihatinan mendalam atas ketidak pedulian pemerintah daerah kabupaten sinjai terhadap persoalan serius yang kini mengancam warga kecamatan pulau sembilan.
"Darurat sampah dan krisis air bersih. Masalah penumpukan sampah yang berserakan yang kian tak terkendali akibat tidak terkelola dengan baik telah mencemari lingkungan, mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem laut". Katanya dalam orasinya.
Ia juga menuturkan perihal yang lebih memprihatinkan lagi adalah krisis air bersih yang terus berlansung sekian lamanya, masyarakat hidup dalam penderitaan dimana air yang tersedia jauh dari kata layak sehingga warga hanya dapat mengandalkan air hujan atau harus membeli air dengan harga yang sangat mahal di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang tidak stabil.
Massa aksi dan aparat keamanan bersitegang saat aparat keamanan mencoba memadankan ban yang dibakar peserta aksi hingga terjadi aksi saling dorong, namun hal ini bisa di redam oleh kedua belah pihak.
Ketua Umum HMI MPO, Supardi menyayangkan insiden tersebut ia mengatakan Aparat keamanan tidak melindungi masyarakat yang seharusnya menjadi pengayom masyarakat.