MAKASSAR, Beritabenua - Warga sekitar mendatangi Grand Eterno, Tamalanrea rencana lokasi pembangunan Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Minggu (28/9/2025).
Aksi unjuk rasa itu sempat memanas sejumlah warga yang didominasi "Emak emak" berusaha merengsek masuk ke lahan rencana pembangunan PSEL, Minggu petang.
Kepada media penanggungjawab aksi, Hadi Akbar mengatakan ada 6 tuntutan dalam aksinya itu.
Katanya aksi bentuk protes warga dari kampung-kampung di sekitar lokasi rencana PSEL di Grand Eterno Tamalanrea,
"Warga yang mayoritas dari kampung-kampung yang dekat dengan lokasi pembangunan PSEL secara tegas menolak," ujar Akbar penanggungjawab aksi tersebut.
Berikut pernyataan sikap warga disekitar area pembangunan PSEL.
Pertama, Kampung kami BUKAN tempat pembuangan atau pembakaran sampah.
Kedua, Rencana ini berpotensi menimbulkan dampak negatif serius terhadap lingkungan, kesehatan publik, dan kehidupan sosial komunitas kami.
Ketiga, Kami menolak penggunaan wilayah permukiman sebagai lokasi yang menimbulkan beban lingkungan bagi warga.
Keempat, Kami meminta agar para akademisi dan pihak terkait menggunakan keilmuan untuk melindungi masyarakat, bukan untuk membenarkan kebijakan yang merugikan.
Kelima, Kami meminta Presiden Republik Indonesia (RI) Presiden RI, Prabowo Subianto untuk memastikan transparansi dan menindaklanjuti dugaan maladministrasi atau pelanggaran terkait proses lelang.
Ke-enam, Kami juga meminta agar institusi penegak hukum (Polda, Kejati) dan pihak terkait melakukan pemeriksaan transparan terhadap proses perizinan dan lelang, terkait dugaan tindak pidana korupsi.
Adapun alasan menolak pembangunan PSEL itu bentuk penegasan sebagai bentuk keadilan lingkungan, keselamatan kesehatan warga, dan proses yang jujur serta transparan.
"Keinginan kami jelas, Untuk keadilan lingkungan, keselamatan kesehatan warga, dan proses yang jujur serta transparan," tegas Akbar.