Keamanan Daerah Tanggung Jawab Bersama

BeritaBenua.com —
Beritabenua
BeritabenuaPenulis

PENAJAM, Beritabenua- Wacana mengenai pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kembali mengemuka dan ramai diperbincangkan di tengah masyarakat. Hal ini dipicu ucapan anggota DPR RI yang mengatakan seolah-oleh masyakat tolol, dan beberapa kejadian seperti joget-jeget yang juga terkesan memperolok-olok masyarakat hal tersebut juga ramai di media social.

Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Penajam Paser Utara, Sayyid Hasan menyampaikan, kondisi itu yang menyebabkan isu ini cepat menyebar, terutama melalui media sosial, sehingga memicu reaksi, mulai dari dukungan hingga tindakan penjarahan rumah anggota DPR RI yang terjadi baru-baru ini.

“Di satu sisi, wajar jika masyarakat ingin menyuarakan kritik terhadap lembaga negara, sebab itu bagian dari praktik demokrasi. Namun di sisi lain, isu semacam ini rawan dimanfaatkan pihak tertentu untuk memprovokasi dan menciptakan kegaduhan,” kata Sayyid Hasan di Penajam, Minggu (31/8/2025)

Dalam suasana seperti ini, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Penajam Paser Utara, Sayyid Hasan, mengingatkan seluruh lapisan masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Ia menekankan bahwa pembahasan tentang lembaga negara, termasuk DPR, harus dilihat secara jernih, berlandaskan aturan hukum, serta mengedepankan persatuan bangsa.

Sayyid Hasan mengatakan, penyampaian pendapat adalah hak yang dilindungi konstitusi. Masyarakat boleh menyuarakan aspirasi, termasuk mengkritik DPR, sebagai wujud partisipasi dalam demokrasi. Namun hak tersebut tidak berarti bebas tanpa batas. Ada aturan yang mengikat agar kebebasan berpendapat tidak menimbulkan kericuhan, konflik horizontal, atau bahkan perpecahan bangsa.

“Menyuarakan kritik atau aspirasi itu sah, bahkan penting dalam demokrasi. Tapi semuanya harus disalurkan melalui cara yang konstitusional. Jangan sampai ada pihak-pihak yang memanfaatkan isu ini untuk memecah belah masyarakat,” ujar Sayyid Hasan.

Menurutnya, bangsa ini sudah memiliki mekanisme resmi jika ada ketidakpuasan terhadap kinerja DPR, baik melalui jalur politik, hukum, maupun pemilu. Maka daripada terjebak dalam provokasi, masyarakat sebaiknya mendorong perbaikan dengan cara-cara yang sah.

“Sampaikan aspirasi masyarakat sesuai dengan aturan yang ada,” ujarnya.

Sayyid Hasan menilai setiap isu nasional, termasuk wacana pembubaran DPR, bisa berdampak hingga ke daerah. Jika masyarakat di daerah ikut terprovokasi, potensi gesekan sosial semakin besar. Karena itu, ia mengajak seluruh warga, tokoh masyarakat, dan media agar ikut menjaga kondusifitas daerah.

“Kita harus ingat, ketenangan dan keamanan daerah adalah tanggung jawab bersama. Jangan sampai karena isu politik nasional, masyarakat di daerah terpecah atau terganggu. Mari kita jaga PPU tetap damai dan harmonis,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan media memiliki peran penting dalam menghadirkan informasi yang menyejukkan, bukan justru memperkeruh keadaan. Media diharapkan mampu menjadi penyeimbang informasi agar masyarakat mendapat gambaran utuh, bukan hanya potongan-potongan narasi provokatif.

Sayyid Hasan berpandangan, masyarakat perlu lebih dewasa dalam menghadapi isu-isu besar. Tidak semua informasi yang beredar di media sosial dapat dipercaya begitu saja. Banyak informasi bersifat provokasi atau bahkan hoaks yang sengaja disebarkan untuk memancing reaksi emosional. Ia mengajak masyarakat untuk lebih rasional, menyaring informasi sebelum mempercayainya, dan tetap berpikir jernih.

“Indonesia hanya bisa maju jika rakyatnya kompak dan rasional. Jangan biarkan emosi sesaat membuat kita terpecah. Setiap perbedaan pendapat harus kita sikapi dengan kepala dingin,” kata Sayyid Hasan.

Pada akhirnya, wacana pembubaran DPR bukanlah sesuatu yang harus dihadapi dengan kegaduhan. Isu ini semestinya menjadi bahan evaluasi bersama untuk memperbaiki kualitas demokrasi, bukan untuk menimbulkan ketegangan.

Sayyid Hasan menegaskan persatuan bangsa harus selalu ditempatkan di atas segala kepentingan politik. Ia berharap masyarakat lebih fokus membangun kebersamaan dan menjaga stabilitas daerah,

“Mari kita utamakan persatuan dan kebersamaan. Jangan mudah terpancing oleh isu yang bisa merusak keharmonisan masyarakat. Semua ada jalurnya, semua ada aturannya. Yang terpenting, kita tetap bersatu untuk Indonesia yang damai dan maju,” tutup Sayyid.

    Tim Editor

    Beritabenua
    BeritabenuaEditor

    Berita Terkait

    Cover
    Berita Terkini

    HMJ Administrasi Publik Gelar Diskusi Isu Nasional: "Tidak Ada Kabar Baik Indonesia"

    Arrang Saz sekitar 24 jam lalu

    Baca
    Cover
    Berita Terkini

    Bosan Menunggu Tindakan Pemerintah, Warga Desa Bonto Salama Patungan Perbaiki Jalan Kabupaten

    Beritabenua 1 hari lalu

    Baca
    Cover
    Berita Terkini

    IPM Sinjai Resmi Dilantik, Pemerintah Kabupaten Titip Harapan Besar pada Pembangunan SDM Pelajar

    Arrang Saz 1 hari lalu

    Baca
    Cover
    Berita Terkini

    Suara Perlawanan Tumbuh: Posko Logistik Taman Karampuang Siap Kawal Aspirasi Masyarakat

    Arrang Saz 1 hari lalu

    Baca
    Cover
    Berita Terkini

    Mahasiswa Ingatkan Pemkab Mamuju Terkait Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa

    Hidayat 3 hari lalu

    Baca

    Baru