PALU, Beritabenua – Aliansi Mahasiswa Sulawesi Barat (Sulbar) di Kota Palu menggelar aksi unjuk rasa di Tugu Kilometer Nol, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (16/5) sore.
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat pesisir Sulbar yang menolak kehadiran tambang pasir di wilayah mereka.
Koordinator lapangan aksi, Ahmad Mashud, menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk dukungan terhadap perjuangan masyarakat dari berbagai wilayah di Sulbar seperti Sarasa, Budong-Budong, Karossa, Kalukku Barat, Beru-Beru, dan Majene yang tengah menghadapi ancaman eksploitasi sumber daya alam.
"Kami Aliansi Mahasiswa Sulbar di Kota Palu menyuarakan solidaritas dan menegaskan penolakan terhadap aktivitas tambang pasir di Sulbar. Tambang-tambang ini hanya membawa konflik dan kerusakan lingkungan." Tegas Ahmad.
Menurut Ahmad, kehadiran tambang pasir telah memicu berbagai permasalahan serius di tengah masyarakat, mulai dari konflik horizontal, kriminalisasi terhadap warga, hingga intimidasi dan ancaman pembunuhan.
"Banyak kasus dimana tambang pasir memicu konflik horizontal dan vertikal, warga di intimidasi, lahan mereka dirampas, dan suara mereka dibungkam." Jelasnya.
Ahmad juga mendesak Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan aparat kepolisian agar segera mengambil langkah tegas untuk melindungi hak-hak masyarakat dan menghentikan segala bentuk intimidasi terhadap warga yang memperjuangkan ruang hidup mereka.
"Kami juga menyampaikan kepada Kepolisian, Pemprov Sulbar dan kroninya untuk hentikan intimidasi dan kriminalisasi terhadap masyarakat Sulbar yang bersuara menolak tambang pasir." Pungkas Ahmad.
Dalam aksi tersebut, Aliansi Mahasiswa Sulbar di Palu menyampaikan dua tuntutan utama:
1. Hentikan segala bentuk kriminalisasi terhadap masyarakat pesisir Sulawesi Barat.
2. Cabut izin dan hentikan seluruh aktivitas tambang PT Alam Sumber Rezeki, PT Yakusa Tolelo Nusantara, PT Jaya Pasir Andalan, CV Surya Stone Derajat, PT Tambang Batuan Andesit, dan PT Baqba Lembang Tuho.