OPINI, Beritabenua- Mari kita bangun desa kita, Dengan kebun sayur di halaman rumah, Sinjai makmur dan pangan kita terjaga, Kesejahteraan merata sampai ke seluruh desa.
Kabupaten Sinjai, dengan beragam potensi sumber daya alamnya, memiliki peluang besar untuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkat desa. Salah satu potensi yang selama ini sering terabaikan adalah lahan pekarangan rumah warga.
Lahan yang terkadang hanya digunakan sebagai halaman dan taman bunga atau tempat parkir, sebenarnya dapat dimaksimalkan sebagai lahan produktif untuk menanam berbagai jenis sayuran, rempah-rempah dan tanaman herbal. Pemanfaatan pekarangan rumah dapat menjadi benteng pertahanan pangan di tingkat rumah tangga dan desa jika dikelola dengan baik dan maksimal.
Untuk mencapai hal ini, kerjasama yang erat dan sinergis antara pemerintah desa, pemerintah daerah, dan masyarakat sangatlah krusial. Suatu kolaborasi yang terencana dan terintegrasi akan menjadi kunci keberhasilan. Kita bisa mulai menanam berbagai sayuran yang mudah dibudidayakan seperti cabai, terong, kangkung, timun, tomat, seledri, dan juga rempah-rempah seperti lengkuas, serai, dan jahe.
Pemanfaatan pekarangan rumah untuk budidaya sayuran dan rempah-rempah atau obat-obatan herbal menawarkan berbagai keunggulan.
Pertama, aksesibilitasnya yang tinggi. Hampir setiap rumah memiliki pekarangan yang dapat dimanfaatkan, sehingga program ini mudah diimplementasikan secara luas.
Kedua, biaya yang relatif rendah. Warga dapat memanfaatkan bibit dari hasil panen sebelumnya atau melakukan tukar menukar bibit dengan tetangga, mengurangi beban biaya awal. Misalnya, bibit cabai atau terong dapat diperbanyak dengan mudah dari tanaman yang sudah ada. Begitu pula dengan jahe dan lengkuas yang rimpangnya dapat dibagi untuk ditanam kembali.
Ketiga, efisiensi waktu. Penanaman dan perawatan dapat dilakukan di sela-sela aktivitas sehari-hari, tanpa mengganggu pekerjaan utama.
Keempat, dampak positif terhadap lingkungan. Pekarangan yang hijau dan subur akan meningkatkan kualitas udara, mengurangi efek tanah panas, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan asri. Bayangkan, pekarangan rumah kita dipenuhi tanaman kangkung yang hijau dan rimbun, serta aroma serai dan jahe yang harum.Namun, untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan perencanaan yang matang dan kerjasama yang sinergis antara berbagai pihak.
Pemerintah desa berperan sebagai ujung tombak dalam menggerakkan dan membina masyarakat. Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang kondisi dan kebutuhan masyarakat di desanya masing-masing.
Peran pemerintah desa meliputi sosialisasi dan edukasi kepada warga tentang teknik budidaya sayuran, rempah-rempah dan tanaman herbal yang tepat. Mengadakan pelatihan-pelatihan praktis yang sesuai dengan kondisi lokal, melibatkan kelompok tani untuk memperkuat solidaritas dan memudahkan koordinasi, dan memfasilitasi akses terhadap bibit unggul dan pupuk organik yang berkualitas.
Pelatihan ini bisa mencakup cara menanam cabai yang tahan hama, atau teknik budidaya terong yang menghasilkan buah lebat, serta cara perawatan jahe dan lengkuas agar menghasilkan rimpang yang berkualitas.Disisi lain, Pemerintah daerah memiliki peran yang lebih luas dan strategis dalam mendukung program ini.
Mereka dapat menyediakan dukungan berupa bantuan bibit unggul dan pupuk bersubsidi dalam jumlah yang signifikan, memberikan pelatihan yang lebih komprehensif dan terstruktur, membangun infrastruktur pendukung seperti akses air bersih dan jalan yang memadai. Bahkan pemerintah daerah membantu pemasaran hasil panen melalui pasar tani atau pasar lokal, kerjasama dengan industri pengolahan makanan, atau pengembangan sistem pemasaran online jika tanaman masyarakat berhasil.
Dukungan pendanaan yang berkelanjutan dari pemerintah daerah juga sangat penting untuk keberlanjutan program ini. Bayangkan, hasil panen tomat dan timun kita dapat dipasarkan dengan mudah melalui pasar tani atau lokal yang difasilitasi pemerintah, dan serai serta jahe kita dapat dibeli oleh industri pengolahan makanan. Ketika kebutuhan sayuran ditingkat rumah tangga kita terpenuhi, kita tidak perlu sayur dari luar kabupaten.Kerjasama ini juga perlu melibatkan berbagai pihak lain, seperti penyuluh pertanian yang berpengalaman dan lembaga penelitian pertanian yang dapat memberikan inovasi teknologi, dan swasta yang bergerak di bidang pertanian untuk memberikan dukungan teknologi dan pemasaran. Mereka dapat memberikan keahlian dan teknologi yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi budidaya sayuran dan rempah-rempah, serta memastikan kualitas produk yang dihasilkan. Misalnya, teknologi pertanian modern dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil panen kangkung dan seledri.
Penting untuk diingat bahwa program ini tidak hanya berfokus pada aspek produksi, tetapi juga pada aspek ekonomi dan sosial. Dengan meningkatkan pendapatan keluarga melalui penjualan hasil panen, program ini dapat berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah pedesaan.
Program ini juga dapat memperkuat solidaritas dan kerjasama antar warga dalam membangun ketahanan pangan desa.
Selain sebagai kebutuhan sehari-harinya bahkan penjualan cabai, terong, atau tomat hasil panen, serta rempah-rempah seperti jahe dan lengkuas dapat menambah penghasilan keluarga.
Program ini juga harus memperhatikan keberlanjutannya. Pembentukan kelembagaan yang kuat, seperti kelompok tani yang terorganisir dengan baik, sangat penting untuk memastikan pengelolaan program yang efektif dan berkelanjutan.
Sistem monitoring dan evaluasi yang terstruktur juga diperlukan untuk mengukur keberhasilan program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Keterlibatan aktif masyarakat juga merupakan kunci keberhasilan. Sosialisasi yang efektif dan partisipasi masyarakat dalam setiap tahap program, dari perencanaan hingga pemantauan, sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini. Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan akan meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap program ini.
Tanpa kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat, program ini sangat sulit untuk dijalankan.
Program ini juga perlu memperhatikan aspek keberagaman jenis sayuran, rempah-rempah dan tanaman yang ditanam. Diversifikasi jenis tanaman akan meningkatkan ketahanan pangan dan nilai gizi yang dikonsumsi masyarakat. Pengetahuan tentang teknik budidaya yang tepat untuk berbagai jenis tanaman perlu diberikan kepada masyarakat.
Selain itu, aspek pengolahan pasca panen juga perlu diperhatikan. Pelatihan tentang pengolahan dan pengawetan hasil panen akan meningkatkan nilai ekonomis dan memperpanjang masa simpan sayuran dan rempah-rempah, sehingga mengurangi potensi kerugian. Misalnya memanfaatkan lemari pendingin.
Pemerintah daerah juga perlu memfasilitasi akses terhadap informasi dan teknologi pertanian yang relevan. Informasi tentang teknik budidaya, hama penyakit, dan harga pasar akan membantu petani dalam pengambilan keputusan yang tepat.
Program ini juga dapat diintegrasikan dengan program-program pemerintah lainnya, seperti program pemberdayaan perempuan, program kesehatan, dan program pendidikan. Integrasi ini akan menciptakan sinergi yang positif dan meningkatkan efektivitas program secara keseluruhan.
Pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan efektivitas program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Umpan balik dari masyarakat sangat penting dalam proses monitoring dan evaluasi ini. Data yang akurat akan membantu dalam pengambilan keputusan dan penyempurnaan program.
Dengan dukungan yang komprehensif dan partisipasi aktif masyarakat, program pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk budidaya sayuran dan rempah-rempah dapat menjadi model pembangunan pertanian berkelanjutan yang sukses dan dapat ditiru di daerah lain. Mari kita bersama-sama mewujudkan Kabupaten Sinjai yang berdaulat pangan, sejahtera, dan berkelanjutan mulai dari halaman rumah.
Oleh: Syukri Ardi - Si pacul
*Tulisan tersebut merupakan tanggung jawab penuh penulis