SINJAI, Beritabenua—Ratusan massa aksi mengepung Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sinjai yang terletak di Tanassang, Kelurahan Alehanuae, Kecamatan Sinjai Utara, Senin (1/9).
Massa aksi datang dari berbagai elemen, mulai dari Aliansi Akar Rumput Sinjai, Aliansi BEM UMSI dan UIAD, hingga kelompok Cipayung yang terdiri dari HMI Cabang Sinjai dan PMII.
Dalam aksinya, massa tak hanya membakar ban bekas dan membentangkan spanduk, tetapi juga membawa keranda mayat sebagai simbol matinya keberpihakan DPRD terhadap kepentingan rakyat. Aksi teatrikal ini memancing perhatian publik yang memadati sekitar lokasi.
Massa mendesak DPRD Sinjai agar mempertimbangkan keresahan warga, khususnya terkait kebijakan kenaikan pajak yang dinilai semakin menindas masyarakat. Mereka juga menuntut kejelasan dan transparansi dari pemerintah pusat maupun daerah terkait berbagai persoalan.
Adapun tuntutan massa aksi yang dibacakan di depan Kantor DPRD Sinjai, antara lain:
1. Menolak tunjangan DPR dan mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset.
2. Membatalkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang menindas rakyat.
3. Menolak pemotongan anggaran pendidikan dan menuntut evaluasi program MBG.
4. Melakukan reformasi total Kepolisian RI dan DPR.
5. Mengecam tindakan represif yang dilakukan oknum Kepolisian RI.
6. Mencopot Kapolri dari jabatannya.
7. Meminta transparansi penanganan kasus pembunuhan driver ojek online (ojol).
Ketegangan meningkat menjelang magrib ketika massa aksi dari Aliansi BEM UMSI dan UIAD memaksa masuk ke area Kantor DPRD. Aksi dorong-mendorong dengan aparat kepolisian pun tak terhindarkan hingga berujung bentrok.
Hingga berita ini diturunkan, situasi di sekitar Kantor DPRD Sinjai masih memanas, sementara aparat keamanan terus bersiaga untuk mengendalikan keadaan.