MAKASSAR, Beritabenua - Kondisi memprihatinkan Taman Makam Pahlawan (TMP) di Makassar akhirnya mendapat perhatian serius. Karang Taruna Kota Makassar bersama jajaran TNI menggelar aksi kerja bakti pada Sabtu, 4 Oktober 2025, sebagai bentuk kepedulian terhadap tempat peristirahatan para pejuang bangsa.
Ketua Karang Taruna Kota Makassar, Muhammad Zulkifli, mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilakukan setelah ia melihat langsung kondisi TMP yang rusak dan tidak terawat. Aksi ini bermula dari laporan media yang menyoroti kondisi TMP sehari sebelumnya.
Zulkifli menjelaskan bahwa banyak makam dipenuhi lumut, nama-nama pahlawan tak lagi terbaca, dan beberapa bangunan di sekitar tugu mengalami kerusakan berat. Papan besar berisi daftar nama pahlawan telah hancur, sementara lingkungan sekitarnya kotor dan dipenuhi sampah.
"Keadaan ini tidak bisa dibiarkan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya," tegas Zulkifli.
Ia menekankan bahwa TMP bukan sekadar kompleks pemakaman, melainkan tempat edukasi yang bisa menumbuhkan rasa nasionalisme dan menjadi ruang belajar bagi generasi muda tentang arti perjuangan. Sayangnya, perhatian terhadap TMP selama ini masih minim.
Aksi kerja bakti ini mendapat dukungan luas dari berbagai pihak. Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Windiyatno, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana, serta Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin langsung merespons dan terjun ke lapangan. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah instruksi kepada PDAM untuk segera memperbaiki aliran air. Kini, air telah kembali mengalir dan dapat dimanfaatkan untuk perawatan area TMP.
Meski secara struktural TMP berada di bawah kewenangan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, Zulkifli memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kota Makassar atas kepedulian dan tindakan cepat yang diambil.
Zulkifli juga menyampaikan beberapa usulan perbaikan jangka panjang, di antaranya, penambahan minimal dua sumur dalam agar pasokan air mencukupi.
Setiap blok makam memiliki instalasi air sendiri, minimal satu keran per blok, untuk memudahkan penyiraman tanaman dan pembersihan.
Penggantian pohon trembesi yang rawan patah dengan pohon yang lebih kuat dan teduh seperti ketapang atau mahoni.
Lebih jauh, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak melupakan jasa para pahlawan.
"Kehadiran di TMP bukan soal ritual atau mistis, tetapi bentuk nyata rasa hormat dan terima kasih. Mereka yang beristirahat di sini telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan. Kita, sebagai generasi penerus, punya tanggung jawab untuk menjaga dan merawat tempat ini agar tetap layak dan terhormat," ujarnya.
Aksi gotong royong ini diharapkan menjadi pemantik kesadaran kolektif dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat umum untuk peduli terhadap keberadaan TMP. Tempat ini bukan hanya saksi sejarah, tetapi juga simbol penghargaan tertinggi bagi mereka yang telah mengukir kemerdekaan bangsa.