SINJAI, Beritabenua–Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Sinjai (UMSi) menggelar aksi demonstrasi di halaman kampus Universitas Muhammadiyah Sinjai, Jalan Teuku Umar, Kecamatan Sinjai Utara, Sabtu (11/10/2025).
Dalam aksi tersebut, massa membawa sejumlah spanduk bertuliskan “Lengserkan Rektor Universitas Muhammadiyah Sinjai”, “Adili Pelaku Pelecehan Seksual”, dan “Dosen Cabul Dipelihara” sebagai bentuk protes terhadap dugaan kasus pelecehan seksual yang melibatkan salah satu dosen di lingkungan kampus.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 09.00 pagi itu mendapat perhatian luas dari mahasiswa dan masyarakat sekitar. Massa menilai pihak kampus lamban dalam menindaklanjuti laporan kasus kekerasan seksual serta tidak transparan dalam tata kelola institusi.
Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Sinjai, Mahdi Akif, dalam orasinya menuturkan bahwa kampus harus menjadi tempat aman bagi seluruh mahasiswa, bukan ruang yang melindungi pelaku kekerasan seksual.
“Kami tidak akan tinggal diam melihat pelecehan terjadi di lingkungan akademik. Kami menuntut agar pelaku segera diadili tanpa pandang jabatan. Kampus ini harus berani menegakkan keadilan dan berpihak kepada korban,” tegas Mahdi Akif di hadapan massa aksi.
Mahdi juga menyoroti lemahnya transparansi dan akuntabilitas pihak kampus dalam pengelolaan keuangan dan kebijakan internal. Menurutnya, keterbukaan informasi adalah kunci untuk mengembalikan kepercayaan mahasiswa terhadap institusi.
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan di lokasi aksi, Aliansi BEM UMSi mengajukan empat tuntutan utama kepada pihak rektorat:
1. Adili Pelaku Pelecehan Seksual
Mahasiswa menolak segala bentuk kekerasan seksual di lingkungan kampus dan menuntut penyelidikan tuntas serta pemberian sanksi berat terhadap pelaku. Mereka juga meminta kampus menyediakan pendampingan psikologis bagi korban dan menjamin keamanan sivitas akademika.
2. Wujudkan Transparansi dan Akuntabilitas
Massa aksi mendesak agar pihak kampus membuka laporan keuangan dan kebijakan strategis secara publik. Mereka menilai selama ini banyak kebijakan diambil tanpa melibatkan mahasiswa.
3. Percepatan Pembentukan Satgas PPKS
Aliansi menuntut percepatan pembentukan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) sesuai dengan Permendikbud Nomor 55 Tahun 2024. Mahasiswa menegaskan Satgas harus independen, berintegritas, dan tidak dijadikan formalitas belaka.
4. Evaluasi 13 Tuntutan Mahasiswa Tahun 2024
Massa juga menagih komitmen rektorat terhadap 13 poin tuntutan yang disepakati pada 28 Agustus 2024, yang mencakup pembenahan fasilitas akademik, transparansi dana kemahasiswaan, peningkatan mutu dosen, serta perlindungan mahasiswa dari kekerasan dan tekanan politik kampus.
Mahasiswa menegaskan akan terus mengawal realisasi empat tuntutan tersebut dan siap menggelar aksi lanjutan jika pihak kampus tidak memberikan respons konkret.
“Keadilan harus ditegakkan! Transparansi harus diwujudkan! Satgas harus dibentuk segera!” teriak massa aksi sebelum melanjutkan orasi di halaman kampus.
Hingga berita ini diturunkan, aksi demonstrasi masih berlangsung di lingkungan Universitas Muhammadiyah Sinjai.