OPINI, Beritabenua- Polemik mengenai rencana penambangan emas di Sinjai hingga kini masih menjadi topik hangat yang memecah masyarakat.
Akankah tambang nantinya berbuah kesejahteraan, atau akan menjadi sosok yang menakutkan bagi keberlansungan lingkungan?
Spirit Tembok Cina dari Qin Shi Huang ke Prabowo Subianto: Menenun Kejayaan dan Estafet Peradaban Menuju Indonesia Emas 2045
BeritaBenua.com • 14 hari lalu
Opini

Narasi yang ditawarkan oleh kaum pro tambang harapan ekonomi dan kepercayaan pada regulasi. Melihatnya sebagai peluang emas untuk mendongkrak perekonomian Sinjai. menciptakan efek domino positif:
Peningkatan Ekonomi Daerah: Tambang akan menarik investasi, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui royalti dan pajak.
Pembukaan Lapangan Kerja: Proyek ini akan menyerap tenaga kerja lokal, dari operator alat berat hingga staf administrasi, (penganguran).
Pihak kontra justru berpikir sebaliknya kekhawatiran bencana lingkungan dan kualitas hidup. Seberapa canggih teknologinya, sebuah keniscayaan yang tak dapat terelakkan, malapetaka yang tidak sebanding dengan keuntungan ekonomi jangka pendek.
Kekhawatiran mereka berakar kuat pada potensi kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipulihkan.
Penambangan akan mencemari 3 DAS (Daerah Aliran Sungai) yang penting yakni DAS Tangka, DAS Kalamisu, dan DAS Tiroang yang menjadi sumber air, pangan, dan kehidupan ratusan ribu warga Sinjai
Petani terancam:
Hilangnya sumber daya air pembukaan lahan besar dan pengerukan dapat merusak struktur tanah dan jaringan air bawah tanah, menyebabkan hilangnya mata air yang merupakan sumber kehidupan utama petani Sinjai.
Nelayan terancam:
Penggunaan bahan kimia berbahaya seperti sianida atau merkuri (meski semakin dikurangi), yang berpotensi mencemari sungai, tanah, dan air. Merusak ekositem perairan di pesisir (Kec. Sinjai Utara, Kec. Timur, Kec. Tellulimpoe dan Kec. Pulau Sembilan).
Peningkatan potensi Risiko Bencana:
Kerusakan hutan di area penambangan dan perubahan konstur tanah dapat memicu banjir dan tanah longsor yang lebih parah di musim hujan.
Jalan tengah menunju Sinjai (C)emas
AMDAL hanyalah selembar kertas jika implementasinya tidak diawasi secara ketat dan jujur.
Jaminan mitigasi lingkungan tidak akan bisa menggantikan hutan dan mata air yang hilang selamanya.
Kami menolak AMDAL yang disusun hanya demi memenuhi syarat administrasi.
Kita tidak bisa menukar masa depan anak cucu, yang bergantung pada air bersih dan lingkungan sehat, hanya demi keuntungan segelintir orang dari tambang.
Kami mendorong pihak terkait dan melibatkan masyarakat, transparansi dan untegritas AMDAL baik pihak pro maupun kontra sepakat bahwa dokumen inilah yang akan menentukan nasib Sinjai.
Integritas penyusunan dan persetujuan AMDAL adalah kunci untuk menjawab keraguan masyarakat.
Apakah kajian dampak yang dilakukan sudah menyeluruh dan objektif?
Apakah rencana mitigasi dan pengelolaan lingkungan yang diajukan sudah realistis dan dapat dipertanggungjawabkan?
Sejauh mana partisipasi masyarakat di sekitar dilibatkan dalam proses penyusunan AMDAL?
Keputusan akhir harus didasarkan pada kajian AMDAL yang transparan, akuntabel, dan mengutamakan kepentingan jangka panjang masyarakat Sinjai.
AMDAL adalah gerbangnya. Jika perusahaan mampu menyusun AMDAL yang komprehensif, melakukan kajian mendalam, dan menjamin mitigasi dampak lingkungan sesuai standar. Menuju Sinjai emas yang mencemaskan.
Oleh: Arjuna (Korkab Suara Indonesia)
*Tulisan tersebut merupakan tanggung jawab penuh penulis.







